“Jang, besok kita belajar sirkumsisi kan? Alias nyunat
menyunat, hehe….”
“Yoi
Din, padahal waktu kecil aku paling takut kalo denger masalah sunat, maklum tahunya
Cuma banjir darah doang kalo disunat, hehe…”
“Oh
iya Jang, kan sunat itu termasuk kedalam ajaran agama islam, dulu orang barat
pada kagak ngerti tu masalah sunat, eh sekarang mereka juga malah banyak yang
ngikut di sunat juga lho…”
“Wah
yang bener Din? Kenapa ya??”
“Kenapa
ya? Biar jelas kita tanya dr. Abu yuk!!
Dr. Abu Said
Hallo
guys, ehmm… baiklah saat ini kita akan membahas khitan pada pria menurut
prespektif agama kita dulu ya. Khitan kalo secara bahasa bisa kita artikan
“memotong”, memotong apa? Tentu saja memotong kulit yang menutupi penis yakni
kulit pada bagian ujung dari kemaluan laki-laki yang dalam istilah kedokteran
dinamakan “preputium”. Khitan merupakan salah satu ajaran Nabi Ibrahim as lho,
hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW “Ibrahim ‘alaihissalam telah
berkhitan dengan qadum (nama sebuah alat pemotong) sedangkan beliau berumur 80
tahun.” (HR. bukhary dan Muslim).
Nah, sebagai seorang muslim selain
berpegang teguh pada Al-Quran dan As-sunah, Allah SAW menyuruh kita untuk
mengikuti syariat-syariat ajaran Nabi Ibrahim terdahulu (Millah Ibrahim) salah
satunya khitan ini, sebagaimana Allah SWT berfirman: Kemudian kami wahyukan
kepadamu (Muhammad) “Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dia bukanlah
termasuk orang musyrik.” (An-Nahl: 123). Millah adalah ajaran
nabi terdahulu yang disyariatkan untuk diikuti oleh umat nabi Muhammad. Millah
Ibrahim ada banyak diantaranya: perintah membangun masjid (Al-Baqoroh: 127),
Membersihkan dan memperindah masjid (Al-Baqoroh: 125), Ibadah haji (Al-Hajj:27),
Menyembelih hewan qurban (Ash Shaafat: 102-107), Memelihara kebersihan diri
(Al-Baqoroh:124), dll. Nah, khitan termasuk ke dalam millah nabi Ibrahim dalam memelihara
kebersihan diri, dimana Allah SWT berfirman “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim
diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu ia menunaikannya”. (Al-Baqarah
124). Ibnu Jauzi mentafsirkankata “beberapa kalimat” dalam ayat tersebut
sebagai 10 kebersihan, yakni: memotong kumis, berkumur, menghirup hidung dengan
air, membersihkan gigi, merapihkan rambut, memotong kuku, mencabut bulu ketiak,
memotong bulu kemaluan, khitan dan
membersihkan setelah BAK dan BAB. So, khitan ini menjadi ajaran nabi Ibrahim
yang harus diikuti oleh umat nabu Muhammad SAW. Kemudian khitan ni merupakan
sesuatu yang difitrahkan untuk manusia juga lho, Rasulullah SAW bersabda: “Fitrah
itu ada lima: khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong
kuku, dan memotong kumis.” (HR. Bukhary dan Muslim). Oke, jadi jelas ya,
kalo khitan itu merupakan salah satu tuntunan bagi kita sebagai seorang muslim.
Mari kita mengucap tahmid dulu ya, “Subhanallah”
Islam memang indah. Allah SWT tidak
semerta-merta memberikan perintah dan larangan kepada manusia, semuanya ada
hikmah besar yang terkandung di dalamnya. Nah sekarang giliran pembahasan dari
sudut pandang kedokteran. Kita mulai dari konsep khitan itu sendiri, dalam
khitan kita memotong kulit yang menyeliputi
bagian ujung penis sebagai tempat keluarnya urin kita, dalam istilah
kedokteran kulit tersebut dinamakan “preputium”. Nah, selama kulit itu
belum dipotong maka preputium akan menjadi tempat yang sangat baik untuk
berkumpulnya kotoran yang berasal dari sisa urin yang setiap hari kita
keluarkan, atau dalam dunia kedokteran kotoran tersebut dinamakan dengan “smegma”,
Kenapa kotoran bisa mengumpul disana? karena diantara lubang air kencing di
penis dengan preputium terdapat sebuah space atau ruangan longgar
yang memudahkan tempat menempelnya smegma pada preputium. Nah,
kan kita tahu sendiri yang namanya urin itu ya cairan atau zat sisa hasil
metabolisme yang harus dikeluarkan tubuh, sifatnya tidak steril alias gampang
terkontaminasi oleh bakteri dan kuman. Jika preputium tidak di khitan,
maka semakin beranjak usia smegma akan terus berakumulasi sehingga
semakin beresiko terjadinya infeksi oleh bakteri dan kuman.
Next.. manfaat pertama, dengan
terbuangnya preputium sebagai tempat smegma, khitan menjadikan
seseorang terhindar dari resiko penyakit infeksi saluran kencing (ISK). Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Sydney Medical School terhadap 407.902
orang pria di Australia baik anak-anak maupun dewasa, didapatkan hasil bahwa
pria yang tidak disunat memiliki resiko yang lebih besar terseinfeksi penyakit
ISK, seperti infeksi pada uretra (saluran air kencing sepanjang kantung
kemih sampai dengan penis), infeksi pada kantung kemih, dan ginjal dibandingkan
pria yang sudah di khitan. Subhanallah…
Manfaat
yang kedua, awalnya orang-orang barat menganggap bahwa khitan merupakan bagian
dari pelanggaran terhadap hak asasi manusia, namun setelah dilakukan penelitian
kini orang barat mulai menerapkan konsep
khitan ini. Berdasarkan hasil penelitian, khitan dapat mengurangi resiko
penularan HIV/AIDS secara seksual. Konsepnya sama, smegma dalam preputium
selain tempat berkolonimya bakteri dan kuman juga menjadi tempat berkumpulnya sel
langerhans. Apa itu sel langerhans? Sel ini merupakan sel imun yang
terletak di epidermis kulit yakni salah satu lapisan kulit paling luar. HIV dapat
masuk ke tubuh orang lain saat berhubungan seksual melalui sel langerhans
yang telah terinfeksi terlebih dahulu oleh HIV. Sel langerhans masuk ke
tubuh orang lain melalui luka seperti luka lecet pada saat berhubungan seksual.
Alhasil, WHO sekrang ini sedang gencar-gencarnya mengkapanyekan khitan lho,
karena khitan telah terbukti mengurangi penularan HIV dalam jumlah yang
signifikan. Eits.. tapi harus ingat, khitan bukan mencegah HIV tapi hanya
mengurangi resiko tertularnya HIV sebesar 50%, sedangkan seks bebas atau seks
multipatner (tidak halal karena bukan sama istri) tetap menjadi faktor resiko
terbesar dari HIV. Oke deh itu tadi hikmah dibalik khitan ya, jangan lupa kita
sekali lagi mengucap “Subhanallah…” atas indahnya islam ini.
Oman Ruhila