Visi Hidup Kita Haruslah Bervisi Syurga

Selasa, 16 Desember 2014

HARGAILAH PROSES



Pernahkah kita melihat sebuah gelas cantik yang dipasang di etalase toko? Hmm… saya yakin hal utama yang menjadi isi pikiran kita saat melihatnya hanyalah masalah keindahannya  dan berapa harga jualnya. Jika ada dua gelas dibandingkan, gelas yang cantik dan gelas yang gagal produksi, maka kita akan cenderung memilih untuk memuji gelas si cantik daripada si jelek padahal dua-duanya adalah produk dari pabrik yang sama dengan perlakuan yang sama pula saat pembuatannya. Ya, titik pencapaian akhir selalu membuat kita buta akan makna sebuah proses pembelajaran.
Jika kita memiliki dua anak kembar yang mungil dan menggemaskan, kemudian keduanya diberi tugas untuk menggambar, yang pada akhirnya gambar anak pertama kita menjadi gambar terbaik di sekolahnya, maka apakah kita hanya akan memuji hasil anak pertama kita saja atas raihannya? Untuk menjawab hal tersebut maka kita selaku orangtua harus menghapus mindset yang memandang sebuah kesuksesan dan kesyukuran hanya dilihat dari hasil akhir saja. Cluenya adalah menghargai dan mensyukuri setiap proses ikhtiar yang sudah dilakukan anak kita.  Nah Kita mulai dengan contoh menggambar tadi, dari awal semangat kedua anak kita untuk menggambar adalah sebuah start yang baik bagi mereka, kemudian mereka mulai berimajinasi tentang apa yang mereka gambar tentunya patut kita dukung dan puji, keberanian mereka menuangkan warna sampai pada terciptanya karya segharusnya menjadi sebuah apresiasi tinggi bagi mereka. Setelah itu baru kita memberikan mereka pemahaman, bahwa kita bangga dengan pencapaian mereka berdua, kita jelaskan bahwa dalam sebuah pertandingan memang harus ada yang kalah dan ada yang menang, yang kalah bisa jadi pemenang jika dia tidak putus asa dan  terus belajar memperbaiki karyanya dan sang pemenang akan menjadi pemenang sejati jika dia tidak sombong dan mau mengajari saudaranya.
Setiap bertambahnya pembelajaran dan ikhtiar dalam proses patut diapresiasi bagi kita selaku orangtua. Jangan pernah melihat dari hasil akhir yang mereka capai, lihatlah dari progress yang sudah mereka lakukan, dalam setiap fase itulah orangtua diharuskan berperan sebagai partner yang selalu mendukung, member pujian, memberi reward dan pemahaman. Karena Thomas alfa Edison mebutuhkan ratusan percobaan gagal untuk bisa menciptakan lampu, karena gelas cantik di etalase membutuhkan perjuangan untuk menjadi cantik, ia ditempa, dipanaskan, dilelehkan, dipukuli sampai akhirnya menjadi cantik.
Jangan lupa melibatkan Allah dalam setiap proses mereka, bahkan semenjak telinganya terbentuk saat dalam kandungan, suara yang diusahakan didengarnya pertama kali adalah suara lafadz Allah SWT. Agar anak kita mengenal siapa tuhannya, agar dia mengenal siapa yang dzat yang maha pemberi, penolong dan menjadi tumpuan harapannya hidup di dunia. Saat ia gagal, kenalkan Allah tuhan yang tidak pernah melupakan proses kebaikan setiap hambanya, saat ia menang ingatkan Allah sebagai pemberi kemenangan.

 Semoga suatu saat kita bisa menjadi orangtua terbaik untuk anak-anak kita kelak. Karena mereka adalah titipannya. Tidak boleh ada kata penyesalan dalam hidup kita karena kita telat atau salah mendidik mereka.