Visi Hidup Kita Haruslah Bervisi Syurga

Sabtu, 22 Februari 2014

Khitan itu Manfaatnya Apa Sih?


“Jang, besok kita belajar sirkumsisi kan? Alias nyunat menyunat, hehe….”
            “Yoi Din, padahal waktu kecil aku paling takut kalo denger masalah sunat, maklum tahunya Cuma banjir darah doang kalo disunat, hehe…”
            “Oh iya Jang, kan sunat itu termasuk kedalam ajaran agama islam, dulu orang barat pada kagak ngerti tu masalah sunat, eh sekarang mereka juga malah banyak yang ngikut di sunat juga lho…”
            “Wah yang bener Din? Kenapa ya??”
 “Kenapa ya? Biar jelas  kita tanya dr. Abu yuk!!

Dr. Abu Said
            Hallo guys, ehmm… baiklah saat ini kita akan membahas khitan pada pria menurut prespektif agama kita dulu ya. Khitan kalo secara bahasa bisa kita artikan “memotong”, memotong apa? Tentu saja memotong kulit yang menutupi penis yakni kulit pada bagian ujung dari kemaluan laki-laki yang dalam istilah kedokteran dinamakan “preputium”. Khitan merupakan salah satu ajaran Nabi Ibrahim as lho, hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW “Ibrahim ‘alaihissalam telah berkhitan dengan qadum (nama sebuah alat pemotong) sedangkan beliau berumur 80 tahun.” (HR. bukhary dan Muslim).
Nah, sebagai seorang muslim selain berpegang teguh pada Al-Quran dan As-sunah, Allah SAW menyuruh kita untuk mengikuti syariat-syariat ajaran Nabi Ibrahim terdahulu (Millah Ibrahim) salah satunya khitan ini, sebagaimana Allah SWT berfirman: Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad) “Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dia bukanlah termasuk orang musyrik.” (An-Nahl: 123).  Millah adalah ajaran nabi terdahulu yang disyariatkan untuk diikuti oleh umat nabi Muhammad. Millah Ibrahim ada banyak diantaranya: perintah membangun masjid (Al-Baqoroh: 127), Membersihkan dan memperindah masjid (Al-Baqoroh: 125), Ibadah haji (Al-Hajj:27), Menyembelih hewan qurban (Ash Shaafat: 102-107), Memelihara kebersihan diri (Al-Baqoroh:124), dll. Nah, khitan termasuk ke dalam millah nabi Ibrahim dalam memelihara kebersihan diri, dimana Allah SWT berfirman “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu ia menunaikannya”. (Al-Baqarah 124). Ibnu Jauzi mentafsirkankata “beberapa kalimat” dalam ayat tersebut sebagai 10 kebersihan, yakni: memotong kumis, berkumur, menghirup hidung dengan air, membersihkan gigi, merapihkan rambut, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, memotong bulu kemaluan, khitan dan membersihkan setelah BAK dan BAB. So, khitan ini menjadi ajaran nabi Ibrahim yang harus diikuti oleh umat nabu Muhammad SAW. Kemudian khitan ni merupakan sesuatu yang difitrahkan untuk manusia juga lho, Rasulullah SAW bersabda: “Fitrah itu ada lima: khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memotong kumis.” (HR. Bukhary dan Muslim). Oke, jadi jelas ya, kalo khitan itu merupakan salah satu tuntunan bagi kita sebagai seorang muslim.
            Mari kita mengucap tahmid dulu ya, “Subhanallah” Islam memang indah.  Allah SWT tidak semerta-merta memberikan perintah dan larangan kepada manusia, semuanya ada hikmah besar yang terkandung di dalamnya. Nah sekarang giliran pembahasan dari sudut pandang kedokteran. Kita mulai dari konsep khitan itu sendiri, dalam khitan kita memotong kulit yang menyeliputi  bagian ujung penis sebagai tempat keluarnya urin kita, dalam istilah kedokteran kulit tersebut dinamakan “preputium”. Nah, selama kulit itu belum dipotong maka preputium akan menjadi tempat yang sangat baik untuk berkumpulnya kotoran yang berasal dari sisa urin yang setiap hari kita keluarkan, atau dalam dunia kedokteran kotoran tersebut dinamakan dengan “smegma”, Kenapa kotoran bisa mengumpul disana? karena diantara lubang air kencing di penis dengan preputium terdapat sebuah space atau ruangan longgar yang memudahkan tempat menempelnya smegma pada preputium. Nah, kan kita tahu sendiri yang namanya urin itu ya cairan atau zat sisa hasil metabolisme yang harus dikeluarkan tubuh, sifatnya tidak steril alias gampang terkontaminasi oleh bakteri dan kuman. Jika preputium tidak di khitan, maka semakin beranjak usia smegma akan terus berakumulasi sehingga semakin beresiko terjadinya infeksi oleh bakteri dan kuman.
Next.. manfaat pertama, dengan terbuangnya preputium sebagai tempat smegma, khitan menjadikan seseorang terhindar dari resiko penyakit infeksi saluran kencing (ISK). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sydney Medical School terhadap 407.902 orang pria di Australia baik anak-anak maupun dewasa, didapatkan hasil bahwa pria yang tidak disunat memiliki resiko yang lebih besar terseinfeksi penyakit ISK, seperti infeksi pada uretra (saluran air kencing sepanjang kantung kemih sampai dengan penis), infeksi pada kantung kemih, dan ginjal dibandingkan pria yang sudah di khitan. Subhanallah…
            Manfaat yang kedua, awalnya orang-orang barat menganggap bahwa khitan merupakan bagian dari pelanggaran terhadap hak asasi manusia, namun setelah dilakukan penelitian kini orang barat mulai menerapkan  konsep khitan ini. Berdasarkan hasil penelitian, khitan dapat mengurangi resiko penularan HIV/AIDS secara seksual. Konsepnya sama, smegma dalam preputium selain tempat berkolonimya bakteri dan kuman juga menjadi tempat berkumpulnya sel langerhans. Apa itu sel langerhans? Sel ini merupakan sel imun yang terletak di epidermis kulit yakni salah satu lapisan kulit paling luar. HIV dapat masuk ke tubuh orang lain saat berhubungan seksual melalui sel langerhans yang telah terinfeksi terlebih dahulu oleh HIV. Sel langerhans masuk ke tubuh orang lain melalui luka seperti luka lecet pada saat berhubungan seksual. Alhasil, WHO sekrang ini sedang gencar-gencarnya mengkapanyekan khitan lho, karena khitan telah terbukti mengurangi penularan HIV dalam jumlah yang signifikan. Eits.. tapi harus ingat, khitan bukan mencegah HIV tapi hanya mengurangi resiko tertularnya HIV sebesar 50%, sedangkan seks bebas atau seks multipatner (tidak halal karena bukan sama istri) tetap menjadi faktor resiko terbesar dari HIV. Oke deh itu tadi hikmah dibalik khitan ya, jangan lupa kita sekali lagi mengucap “Subhanallah…” atas indahnya islam ini.  

Oman Ruhila 

Makan Masakan Darah Hewan? Haram Kah?


“Jang kamu pernah nyobain marus gak?”
“Apa itu marus Din?”
Marus itu makanan dibuat dari darah sapi yang baru disembelih, darah sapi segar ditampung terus dibekukan, biasanya dipotong dadu terus direbus, setelah itu diolah dan dimasak gitoe…., enak lho,, dulu waktu aku kecil sering dikasih masakan marus dari tetanggaku Jang”.
“Huss… itu haram tau, kan yang namanya darah hewan haram Din???”
“Lha.. ati ayam juga kan kalo dilihat dari proses pembentukannya berasal dari komponen darah yang menggumpal?, kan kita juga sering makan ayo, trus kalo makan daging ayam kamu juga sering makan bekuan darah yang ada daging dan tulangnya…..”
“Waduh…bingung ini, tanya dokter Abu nyokk…”
Dokter Abu said:
Oke guys, pernah dengar istilah marus, atau darah sapi yang dimasak? Tahukah kita bahwa di sebagian tempat di negeri ini banyak orang yang mengkonsumsi darah hewan? Yups, di Jawa barat olahan makanan yang terbuat dari darah hewan disebut “marus”, sedangkan di Bali darah hewan sering dicampurkan dan diolah dalam bentuk masakan yang bernama “lawar”. Hmm.. langsung saja kita mulai dari sudut pandang agama ya, sangat jelas dalam agama islam memakan darah hewan hukumnya adalah HARAM, sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an Surat  Al-Baqarah: 173 yang berbunyi “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi Maha penyayang”. Nah, penjelasan tambahannya ada di dalam Qs. Al-An’am: 145 yang dimaksud darah hewan disini adalah darah hewan yang mengalir, misalnya di tempat pemotongan hewan, ketika hewan baru saja disembelih terus darah yang masih bercucuran diambil untuk dimasak. Bunyi firman tersebut sebagai berikut: Katakanlah, “tidak kudapati didalam apa yang diwahyukan kepadadku (Muhammad), sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging sapi…..”
Nah… guys poin yang bisa kita tangkap yang pertama adalah darah hewan yang mengalir kemudian diolah menjadi masakan hukumnya jelas haram. Adapun yang dimaksud udin dengan ati ayam, dijelaskan oleh Ibnu Umar ra menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Telah dihalalkan bagi kita dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai ialah ikan dan belalang. Sedangkan dua darah ialah limpa dan hati.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 210 dan ash-Shahihah no: 1118). Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah menambahkan bahwa ” Pendapat yang benar, bahwa darah yang diharamkan oleh Allah adalah darah yang mengalir. Adapun sisa darah yang menempel pada daging, maka tidak ada satupun dari kalangan ulama’ yang mengharamkannya”. (Al-Mulakhas Al-Fiqhi 2/461 oleh Syaikh Dr. Shahih Al-Fauzan). Jadi kalo ati ayam sama darah yang ada di tulang tidak termasuk sebagai darah yang mengalir, jadi boleh dimakan ya. Piyuh…oke deh sekarang kita lihat dari sudut pandang ilmu kedokteran.
Guys… inilah indahnya islam. Setiap apa yang diperintahkan dan dilarang Allah SWT pasti memilki hikmah bagi umat manusia. Sistem predaran darah merupakan salah satu system penting dalam tubuh kita, dimana selain berfungsi untuk membawa oksigen dan sari-sari makan ke dalam sel dan jaringan, darah juga berfungsi sebagai pembawa zat sisa dari hasil metabolisme tubuh sebelum disaring di organ penyaring yakni ginjal. Salah satu zat sisa yang diangkut oleh darah adalah asam urat. Asam urat merupakan zat sisa hasil metabolisme purin dalam tubuh, dimana 98% zat sisa tersebut akan dilkeluarkan dari dalam tubuh melalui komponen plasma darah. Artinya apa? Artinya jika kita mengkonsumsi darah hewan maka sejatinya kita telah mengkonsumsi sebuah makan yang substansinya banyak terkandung zat sisa hasil metabolisme tubuh. Hal tersebut beresiko besar menimbulkan berbagai macam penyakit dan gangguan bagi tubuh. Nah lho mengerikan bukan?
Fakta kedua, hikmah dibalik larangan Allah SWT kepada umat islam untuk tidak mengkonsumsi darah hewan karena darah merupakan media paling subur untuk pertumbuhan koloni kuman dan bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor seperti zat gizi, waktu, suhu, air, Ph dan tersedianya oksigen. Darah yang sudah keluar dari tubuh (pembuluh darah) masih mengandung banyak oksigen dan substansi kimia lainnya yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Media agar darah sering digunakan sebagai media kultur bakteri untuk penelitian di bidang kedokteran. Marus merupakan tempat berkembangbiak koloni bakteri yang sangat baik untuk bakteri di dalam tubuh kita seperti E. colli dan Brucela setelah 6 jam kita makan. Dampaknya setelah 6 jam dikonsumsi akan terasa mual, muntah, diare bahkan keguguran untuk ibu hamil. Bakteri Brusella adalah bakteri yang menimbulkan rusidosis dan jika di konsumsi oleh manusia akan mengakibatkan keguguran. Sesaat setelah darah ditampung, darah akan mengental dan berpotensi untuk tercemar oleh bakteri atau kuman. Walaupun darah marus dimasak dengan cara direbus, hal tersebut tidak bisa membunuh semua bakteri dalam makanan tersebut.
Oke, jadi sangat jelas ya, mari kita ucapkan kalimat tahmid kepada Allah SWT atas segala keagungan dan keindahan islam.. “Subhanallah….”

Penulis : Oman Ruhila

Islam Itu Sehat Lho..

PROLOG
Pembaca yang budiman, pernahkah kita menemukan sebuah hikmah berharga dalam kehidupan kita sehari-sehari? Yups, saya yakin kita semua pernah merasakannya. Kadang hikmah itu muncul dari hal yang sangat sepele, sederhana sampai hal yang sangat sulit bin rumit untuk kita pecahkan. Terkadang kita baru “ngeh” (mengerti) dan mendapatkan maknanya setelah satu jam, dua jam atau bahkan berhari-hari setelah kejadian itu berlalu. Yah..“dibuang sayang”, harus kita akui ada banyak butiran mutiara hikmah dalam hidup kita yang berserakan begitu saja tanpa bisa kita ambil maknanya. So, dalam buku yang sedang anda pegang ini, penulis mengajak anda untuk berbagi hikmah dari kejadian-kejadian kecil yang penulis alami sebagai seorang mahasiswa kedokteran yang notabenenya mempelajari detail seluk beluk tubuh kita. Dari mulai wudhu, nguap, buang air kecil, bersin, subhanallah… ternyata semuanya memiliki hikmah yang luar biasa. Apalagi jika kita melihat referensi pada manusia pilihan Nabi Muhammad SAW, contoh beliau ternyata mengandung banyak mutiara hikmah dan ilmu khususnya untuk kesehatan yang bisa kita pelajari untuk menambah keyakinan kita. Buku kecil ini mencoba mengupas hikmah kejadian sehari-hari dari sudut pandang islam dan kesehatan dalam bahasa yang ringan dan mudah dimengerti.
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi buku ini, penulis perkenalkan tiga tokoh yang akan membantu kita menyelami hikmah buku kecil ini yakni  Udin, Ujang dan dokter Abu. Udin dan Ujang adalah mahasiswa kedokteran yang sedang semangat-semangatnya belajar dan mencari makna ilmu kedokteran yang dalam perjalanannya dokter Abu akan mencoba membantu Udin dan Ujang menguak hikmah-hikmah dari sudut pandang kedokteran dan tentu saja islam.
            Akhir kata, walaupun sedikit semoga ada hikmah yang bisa kita ambil dari buku kecil ini. Semoga hikmah tersebut mampu semakin mendekatkan kita pada “syukur” kepada-Nya. Selamat membaca, jangan lupa awali dengan basmallah ya…
                                                                                                        Temanggung,  2013


                                                                                                              Oman Ruhila

Senin, 17 Februari 2014

Aku Ingin Allah membersamai ...




Aku masih diam membisu saat itu
Sapuan debu masih menyerbu membuat satu metersaja sulit mata memandang
Aku masih diam membisu
Butuh waktu sesaat untuk meneguhkan hati kembali
Bahwa aku siap untuk maju
Walaupun aku tak tahu seperti apa kenyataan di depan
Apakah tajam atau lembut aku tak tahu
Yang kutahu saat itu Allah ada bersamaku

Satu tanda telah kulewati
Tapi kenapa hati ini mulai risau
Aura negative mulai bermunculan saat pertanyaan tak jua berbalas jawaban
Aku seperti orang bingung
Haruskah ku akhiri saja perjuangan ini?
Suangguh saat itu aku hampir putus asa
dan benar Dia memang bersamaku
Panggilan adzan telah menuntunku
Kubersihkan sejenak butiran debu di baju
Menyeka sesaat muka yang berlumur dosa
"Ya Allah aku hanya minta yang terbaik dariMu"

Kucoba merapihkan niat kembali
Berharap cukup Allah saja yang mendampingi
Ku ucapkan salam kebaikan berbalas senyuman
Memutar memory dalam kata dan cengkrama
Saat itu aku melupakan semua badai yang telah dilalui
dan aku tak ingin memikirkan hujan diperjalanan nanti
Silaturahmi berbuah kehangatan dan rasa berkeluarga
Aku pulang dengan salam berbalas senyuman

Satu hal yang akan kupegang selalu
Saat ku katakan "Aku ingin Allah mendampingi perjalanan ini"
Jadi harus beda antara atas dan bawah, hitam dan putih,
Harus jelas antra kebaikan dan maksiat
Karna semua akan berujung pada kata "Kebarokahan"
Barokah sangat menghargai proses dan niat
"Aku ingin Allah mendampingi perjalanan ini dan berujung dengan KebarokahanNya"

Sabtu, 01 Februari 2014

Menggigil Sebagai Efek Pasca Pemberian Anastesi Spinal dan Penanganannya

Menggigil Sebagai Efek Pasca Pemberian Anastesi Spinal dan Penanganannya
Oleh Hendri Okarisman
Dokter Muda RSUD Kab. Temanggung

Pengalaman               : Anestesi Spinal pada pasien hernia inguinalis bilateral
Masalah yang diambil           : Menggigil sebagai efek anestesi spinal dan penanganannya 
A.       PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
1.    Identitas Pasien
Nama Pasien                : Tn. M
No. RM                       : 145082
Umur                           : 73 th
Jenis Kelamin              : Laki-Laki
Agama                         : Islam
Alamat                         : Kemloko, Kranggan, Temanggung
 2.    Anamnesis Pasien
Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 25 April 2013.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit Temanggung dengan keluhan nyeri dan timbulnya benjilan di kedua selangkangan sejak 3 hari yang lalu. Benjolan nyeri saat diraba, dan nsemakin bertambah nyeri bila dipakai untuk berjalan. nyeri juga dirasakan di perut bagian bawah. BAK (+), BAB (+), demam (-), lemas (-), Pasien sehari-hari bekerja sebagai petani tembakau, dan juga pekerja berat bangunan.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (-). Riwayat diabetes mellitus (-). Riwayat alergi (-). Riwayat sesak napas (-). Riwayat penyakit jantung (-). Riwayat penyakit hati (-). Riwayat gangguan perdarahan (-). Riwayat mondok di RS (-). Riwayat operasi (-).

Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat alergi (-). Riwayat penyakit jantung (-). Riwayat Hipertensi (+). Riwayat diabetes mellitus (-). Riwayat asthma (-).
 B.       PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Keadaan Umum               : Baik
Kesadaran                       : Compos Mentis
Gizi                                  : Cukup
Vital Sign                         :
Tekanan darah      : 170/100 mmHg
Nadi                     : 72 kali/menit (reguler, isi dan tegangan cukup)
Respirasi               : 20 kali/menit (reguler)
Suhu                     : 36,50C

Pemeriksaan Fisik            :
1.    Kepala
Mata               : Conjungtiva anemis (-/-). Sklera Ikterik (-/-)
Hidung           : Epistaksis (-/-)
Mulut             : Gigi palsu (-), gigi goyah (-), massa (-), malampati I
Bibir               : Sianosis (-)
Mandibula      : Sikatrik (-), fraktur (-), trismus (-)
2.    Leher
Leher tidak kaku, tidak ada massa, limfonodi tidak teraba membesar, JVP tidak meningkat.
3.    Thorak
Pemeriksaan
Pulmo (Paru)
Cor (Jantung)
Inspeksi
Palpasi

Perkusi
Auskultasi
Gerakan respirasi simetris
Vocal Fremitus ka=ki
Ketinggalan gerak (-)
Sonor di seluruh lapang paru
Vesikuler, suara tambahan (-)




S1-S2 reguler, bising
(-)

4.    Abdomen
Inspeksi          : cekung, sikatrik (-)
Palpasi            : supel, nyeri tekan di region inguinalis dekstra dan sinistra
Perkusi           : timpani
Auskultasi      : peristaltik (+) normal
5.    Ekstremitas
Superior          : akral hangat, edema (-/-)
Inferior           : akral hangat, edema (-/-)

C.       PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap
Hemoglobin                     : 15,2 g/dl                    (12,0-16,0)
Hematokrit                       : 47%                           (37-47)
Jumlah Leukosit               : 6,2 x103/ul                 (4,5-11,0)
Jumlah Eritrosit                : 5,19x103/ul                (4,20-5,40)
Jumlah trombosit              : 229x103/ul                 (150-450)
MCV                                : 90,8 fL                      (80,0-97,0
MCH                                : 29,3 pg                      (26,0-36,0)
MCHC                             : 32,3 g/dl                    (31,0-37,0)
Golongan darah               : O

D.      STATUS PASIEN
Diagnosis             : Hernia Inguinalis Bilateralis
Nama operasi      : Hernioplasti
Status operasi     : ASA I
E.       TINDAKAN ANESTESI

Keadaan Pre-Operasi
Keadaan umum         : Baik
Kesadaran                 : Compos Mentis
Tekanan darah          :170/100 mmHg
Nadi                          : 72 x/menit
Respirasi                   : 20 x/menit
Suhu                          : 36,5˚C

Jenis Anestesi
Teknik           : Anestesi Spinal
Induksi          : Bupivacaine 15 mg
Maintenance : O2

Obat-Obat Tambahan
Ondansetron 4 mg I.V, ketorolac 30 mg I.V

Keadaan Post-Operasi
Keadaan Umum        : Baik
Tekanan Darah          : 140/90 mmHg
Nadi                          : 80 x/menit
Respirasi                   : 20 x/menit
Suhu                          : 36,2 ˚C
Pusing (-), Mual (-), Muntah (-), Sesak napas (-).

Terapi yang diberikan
Pre-operasi              : infus RL 20 tpm.
                                  : puasa 8 jam pre-operasi.
Post-operasi             : Bila TD ≤ 90 mmHg, injeksi ephedrine 10 mg I.V
                                  : Infus RL 20 tpm
                                  : Ketorolac 30 mg I.V/8 jam
                                  : Bedrest 24 jam, tidur dengan bantal
                                  : Diet bebas

Prognosis Anestesi
Dubia ad Bonam

ANALISIS
Fisiologi Menggigil
            Pada pasien ini dilakukan tindakan operasi dengan anestesi spinal. Anastesi spinal (intratekal) merupakan salah satu teknik anatesi dengan cara menyuntikan obat anestesi lokal secara langsung kedalam cairan serebrospinalis di dalam ruangan subarachnoid. Berdasarkan hasil pengamatan post operasi pada pasien ini dan sebagaian besar pasien yang baru saja dilakukan operasi, ditemukan adanya keluhan berupa menggigil pada pasien.
Menggigil merupakan suatu kondisi yang tidak nyaman pada pasien. Dalam beberapa kondisi yang sangat, keadaan ini harus segera diatasi karena dapat menimbulkan berbagai resiko. Menggigil dapat berpotensi menimbulkan beberapa skuele antara lain meningkatkan aktivitas otot yang akan meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi karbondioksida, hipertensi, takikardi, peningkatan cardiac output, pelepasan katekolamin dan peningkatan tekanan intraokuler.
Menggigil merupakan mekanisme pertahanan terakhir yang timbul bila mekanisme kompensasi yang lain tidak mampu mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal. Rangsangan dingin akan diterima efektor diteruskan ke hipotalamus anterior dan memerintahkan bagian efektor untuk merespon berupa kontraksi otot tonik dan klonik secara teratur dan bersifat involunter serta dapat menghasilkan panas sampai dengan 600% diatas basal.
            Secara fisiologis temperature inti manusia normal berkisar antara 36,50C sd 37,50C pada suhu lingkungan normal. Fungsi termoregulasi diatur oleh system control fisiologis yang terdiri dari termoreseftor sentral dan perifer yang terintegrasi pada pengendali dan system respon eferen. Input terminal eferen datang dari reseptor panas dan dingin baik itu sentral maupun perifer. Hipotalamus juga mengatur tonus otot pembuluh darah kutaneus dan menggigil.

Termoreseptor dan jalur saraf aferen diawali dengan berfungsinya reseptor termal berupa panas maupun dingin di kulit dan visceral. Reseptor spesifik dingin mengeluarkan impuls pada suhu 230C -300C Impuls tersebut berjalan pada serabut saraf tipe A, sedangkan reseptor panas mengeluarkan impuls pasda suhu 450C-500C dan berjalan pada serabut saraf C.
 
Pengaruh Obat Anastesi
Fungsi termoregulasi mengalami perubahan selama dilakukan tindakan anastesi dan mekanisme control terhadap temperature terhadap temperature akan hilang. Tindakan anastesi menyebabkan gangguan fungsi termoregulator yang ditandai dengan peningkatan ambang respon terhadap panas dan penurunan ambang respon terhadap dingin. Sebagian besar obat-obat anatesi dapat mengganggu respon termoregulasi. Temperatur inti pada anastesi umum akan mengalami penurunan antara 1,00C sd 1,50C selama satu jam pertama anestesi. Sedangkan pada anestesi spinal dan epidural dapat menurunkan ambang vasokontriksi dan menggigil dengan ukuran kurang dari 0,60C. Sedangkan pada pemberian obat anastesi local tidak berhubungan langsung dengan dengan pusat control hipotalamus sehingga jarang ditemukan gangguan regulasi.
            Pada pemberian anestesi spinal, pada jam pertama setelah dilakukan anestesi spinal akan terjadi penurunan ambang menggigil sekitar 10C sd 20C, hal ini disebabkan terjadinya redistribusi panas suhu tubuh dari kompartemen initi ke kompartement perifer. Menggigil pada asnestesi spinal dapat disebakan juga oleh ketidakmampuan kompensasi otot dibawah ketinggian blockade untuk terjadinya menggigil. Hipotermi terjadi pada jam pertama anestesi.
            Pemberian obat lokal anestesi yang dingin seperti es, akan meningkatkan kejadian menggigil diandingkan dengan obat tanpa didinginkan. Terjadinya hipotermia tidak hanya murni karena faktor blockade spinal itu sendiri tetapi juga karena faktor lain seperti cairan infuse yang dingin, temperature suhu ruangan operasi. Menggigil selama anestesi regional dapat dicegah dengan mempertahankan suhu ruangan optimal, pemberian slimut, dll.
Terjadinya hipotermi selama segional anestesi tidak dipicu oleh sensasi terhadap dingin. Hal ini menggambarkan suatu kenyataan bahwa persepsi dingin secara subjektif tergantung pada input aferen suhu pada kulit dan vasolidasi perifer yang disebabkan oleh regional anestesi. Setelah terjadi redistribusi panas tubuh ke perifer pada induksi anestesi umum dan regional, hipotermi selanjutnya tergantung pada keseimbangan antara pelepasan panas pada kulit dan metabolisme panas yang akan melepas panas tubuh.
Selama anestesi spinal terdapat dua faktor yang mempercepat pelepasan panas dan menyebabkan timbulnya perubahan temperature inti yang terlihat setelah anestesi, yakni pertama, dengan menurunkan ambang vasokonstriksi yang digabungkan dengan vasodilatasi pada tungkai bawah selam blok terjadi. Sehingga kehilangan panas terus berlangsung selama anestesi spinal. Kedua, anestesi spinal meningkatkan rata-rata sensasi dingin karena vasokonstriksi pada ekstrimitas bawah dihambat oleh blockade.

Penanganan Menggigil
Banyak obat yang digunakan untuk mengurangi terjadinya menggigil pada periode durante dan pasca pembedahan. Mekanisme kerja dan lokasi kerja serta dosis optimal obat-obat yang memiliki kemampuan menghilangkan menggigil masih belum jelas. Sebagian besar diduga dengan cara menurunkan ambang menggigil. Obat obat tersebut seperti: clonidine, doxaparm, ketanserin, dexamethason dosis rendah. Sal;ah satu obat yang paling efektif adalah pethidin.  Cara kerja pethidin dalam menghilangkan menggigil bisa dilihat dalam skema berikut:

Obat yang kedua adalah efedrin. Efedrin merupakan non katekolamin aksi tidak langsung yang merangsang reseftor alpha dan beta adrenergic. Alpha dan beta adrenergik ini akan menghambat vasodilatasi yang nantinya dapat menyebabkan kehilangan panas dan menyebabkan menggigil, karena efedrin bersifat vasopresor. Peneliti-peneliti terdahulu telah membuktikan bahwa efedrin 30 mg per oral yang diberikan 30 sd 45 menit sebelum anestesi spinal dapat mencegah kejadian mengigil.

KESIMPULAN
Menggigil merupakan suatu kondisi yang tidak nyaman pada pasien. Dalam beberapa kondisi yang sangat, keadaan ini harus segera diatasi karena dapat menimbulkan berbagai resiko. Obat anestesi spinal dapat menimbulkan menggigil hal tersebut disebabkan oleh efek obat anestesi yang menurunkan ambang dingin dan mempercepat pelepasan panas dengan vasodilatasi. Menggigil pasca anestesi spinal dapat berpotensi menimbulkan beberapa skuele antara lain meningkatkan aktivitas otot yang akan meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi karbondioksida, hipertensi, takikardi, peningkatan cardiac output, pelepasan katekolamin dan peningkatan tekanan intraokuler.
            Obat yang bisa digunakan untuk profilaksis menggil sebelum anastesi spinal adalah pethidin dan efedrin oral. Pethidin menghambat jalur persepsi suhu di hipotalamus, sedangkan efedrin merupakan non katekolamin aksi tidak langsung yang merangsang reseftor alpha dan beta adrenergic. Alpha dan beta adrenergik ini akan menghambat vasodilatasi yang nantinya dapat menyebabkan kehilangan panas dan menyebabkan menggigil, karena efedrin bersifat vasopresor.

DAFTAR PUSTAKA
Pramadu, P. 2010. Perbandingan Efek Efedrin Per Oral dan Efedrin Intramuskular Sebagai Profilaksis Menggigil pada Anestesi Spinal. KTI FK Undip.
Latief. A. 2001. Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi ke-2. Bagian Anestesiologi dan Terapi intensif FK UI.
Guyton and Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta