Visi Hidup Kita Haruslah Bervisi Syurga

Sabtu, 22 Februari 2014

Khitan itu Manfaatnya Apa Sih?


“Jang, besok kita belajar sirkumsisi kan? Alias nyunat menyunat, hehe….”
            “Yoi Din, padahal waktu kecil aku paling takut kalo denger masalah sunat, maklum tahunya Cuma banjir darah doang kalo disunat, hehe…”
            “Oh iya Jang, kan sunat itu termasuk kedalam ajaran agama islam, dulu orang barat pada kagak ngerti tu masalah sunat, eh sekarang mereka juga malah banyak yang ngikut di sunat juga lho…”
            “Wah yang bener Din? Kenapa ya??”
 “Kenapa ya? Biar jelas  kita tanya dr. Abu yuk!!

Dr. Abu Said
            Hallo guys, ehmm… baiklah saat ini kita akan membahas khitan pada pria menurut prespektif agama kita dulu ya. Khitan kalo secara bahasa bisa kita artikan “memotong”, memotong apa? Tentu saja memotong kulit yang menutupi penis yakni kulit pada bagian ujung dari kemaluan laki-laki yang dalam istilah kedokteran dinamakan “preputium”. Khitan merupakan salah satu ajaran Nabi Ibrahim as lho, hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW “Ibrahim ‘alaihissalam telah berkhitan dengan qadum (nama sebuah alat pemotong) sedangkan beliau berumur 80 tahun.” (HR. bukhary dan Muslim).
Nah, sebagai seorang muslim selain berpegang teguh pada Al-Quran dan As-sunah, Allah SAW menyuruh kita untuk mengikuti syariat-syariat ajaran Nabi Ibrahim terdahulu (Millah Ibrahim) salah satunya khitan ini, sebagaimana Allah SWT berfirman: Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad) “Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dia bukanlah termasuk orang musyrik.” (An-Nahl: 123).  Millah adalah ajaran nabi terdahulu yang disyariatkan untuk diikuti oleh umat nabi Muhammad. Millah Ibrahim ada banyak diantaranya: perintah membangun masjid (Al-Baqoroh: 127), Membersihkan dan memperindah masjid (Al-Baqoroh: 125), Ibadah haji (Al-Hajj:27), Menyembelih hewan qurban (Ash Shaafat: 102-107), Memelihara kebersihan diri (Al-Baqoroh:124), dll. Nah, khitan termasuk ke dalam millah nabi Ibrahim dalam memelihara kebersihan diri, dimana Allah SWT berfirman “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu ia menunaikannya”. (Al-Baqarah 124). Ibnu Jauzi mentafsirkankata “beberapa kalimat” dalam ayat tersebut sebagai 10 kebersihan, yakni: memotong kumis, berkumur, menghirup hidung dengan air, membersihkan gigi, merapihkan rambut, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, memotong bulu kemaluan, khitan dan membersihkan setelah BAK dan BAB. So, khitan ini menjadi ajaran nabi Ibrahim yang harus diikuti oleh umat nabu Muhammad SAW. Kemudian khitan ni merupakan sesuatu yang difitrahkan untuk manusia juga lho, Rasulullah SAW bersabda: “Fitrah itu ada lima: khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memotong kumis.” (HR. Bukhary dan Muslim). Oke, jadi jelas ya, kalo khitan itu merupakan salah satu tuntunan bagi kita sebagai seorang muslim.
            Mari kita mengucap tahmid dulu ya, “Subhanallah” Islam memang indah.  Allah SWT tidak semerta-merta memberikan perintah dan larangan kepada manusia, semuanya ada hikmah besar yang terkandung di dalamnya. Nah sekarang giliran pembahasan dari sudut pandang kedokteran. Kita mulai dari konsep khitan itu sendiri, dalam khitan kita memotong kulit yang menyeliputi  bagian ujung penis sebagai tempat keluarnya urin kita, dalam istilah kedokteran kulit tersebut dinamakan “preputium”. Nah, selama kulit itu belum dipotong maka preputium akan menjadi tempat yang sangat baik untuk berkumpulnya kotoran yang berasal dari sisa urin yang setiap hari kita keluarkan, atau dalam dunia kedokteran kotoran tersebut dinamakan dengan “smegma”, Kenapa kotoran bisa mengumpul disana? karena diantara lubang air kencing di penis dengan preputium terdapat sebuah space atau ruangan longgar yang memudahkan tempat menempelnya smegma pada preputium. Nah, kan kita tahu sendiri yang namanya urin itu ya cairan atau zat sisa hasil metabolisme yang harus dikeluarkan tubuh, sifatnya tidak steril alias gampang terkontaminasi oleh bakteri dan kuman. Jika preputium tidak di khitan, maka semakin beranjak usia smegma akan terus berakumulasi sehingga semakin beresiko terjadinya infeksi oleh bakteri dan kuman.
Next.. manfaat pertama, dengan terbuangnya preputium sebagai tempat smegma, khitan menjadikan seseorang terhindar dari resiko penyakit infeksi saluran kencing (ISK). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sydney Medical School terhadap 407.902 orang pria di Australia baik anak-anak maupun dewasa, didapatkan hasil bahwa pria yang tidak disunat memiliki resiko yang lebih besar terseinfeksi penyakit ISK, seperti infeksi pada uretra (saluran air kencing sepanjang kantung kemih sampai dengan penis), infeksi pada kantung kemih, dan ginjal dibandingkan pria yang sudah di khitan. Subhanallah…
            Manfaat yang kedua, awalnya orang-orang barat menganggap bahwa khitan merupakan bagian dari pelanggaran terhadap hak asasi manusia, namun setelah dilakukan penelitian kini orang barat mulai menerapkan  konsep khitan ini. Berdasarkan hasil penelitian, khitan dapat mengurangi resiko penularan HIV/AIDS secara seksual. Konsepnya sama, smegma dalam preputium selain tempat berkolonimya bakteri dan kuman juga menjadi tempat berkumpulnya sel langerhans. Apa itu sel langerhans? Sel ini merupakan sel imun yang terletak di epidermis kulit yakni salah satu lapisan kulit paling luar. HIV dapat masuk ke tubuh orang lain saat berhubungan seksual melalui sel langerhans yang telah terinfeksi terlebih dahulu oleh HIV. Sel langerhans masuk ke tubuh orang lain melalui luka seperti luka lecet pada saat berhubungan seksual. Alhasil, WHO sekrang ini sedang gencar-gencarnya mengkapanyekan khitan lho, karena khitan telah terbukti mengurangi penularan HIV dalam jumlah yang signifikan. Eits.. tapi harus ingat, khitan bukan mencegah HIV tapi hanya mengurangi resiko tertularnya HIV sebesar 50%, sedangkan seks bebas atau seks multipatner (tidak halal karena bukan sama istri) tetap menjadi faktor resiko terbesar dari HIV. Oke deh itu tadi hikmah dibalik khitan ya, jangan lupa kita sekali lagi mengucap “Subhanallah…” atas indahnya islam ini.  

Oman Ruhila 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar