Visi Hidup Kita Haruslah Bervisi Syurga

Jumat, 26 September 2014

Khasiat Wudhu


Oleh Hendri Okarisman
“Cie ile…, Mantep dah, wajah mu bercahaya Jang, jos dah suegerrr deh ngeliatnya, pake kosmetik apaan nie, hehe”.
            “Huss.., natural dong, gak pake apa-apa Cuma pake resep dari Rosulullah SAW, hehe..”
            “Apaan ntu Jang?”
            “Walah.., masa gak tau sih Din? Wudhu tau…”
            “Subhanallah… bener juga yak, Sebenernya apa ja sih manfaat dari wudhu?
Dokter Abu said:
Guys, Berwudhu merupakan bagian dari thaharah, dan menjadi syarat diterimanya shalat kita. Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka cucilah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian sampai dengan siku, dan usaplah kepala-kepala kalian dan (cucilah) kaki-kaki kalian sampai pada kedua mata kaki...” (QS: Al-Maidah:6). Jadi jelas ya, harus wudhu dulu sebelum kita shalat, jika tidak wudhu maka shalat kita tidak akan diterima.
Berwudhu jika kita dipandang dari sisi kedokteran, sangat banyak sekali manfaatnya. Pertama jika dihitung-hitung, kita sedikitnya akan berwudhu sebanyak lima kali dalam 24 jam. Artinya ada lima kali kesempatan bagi kita untuk mebasuh membersihkan anggota wudhu, mulai dari tangan, telapak tangan, muka, telinga, rambut dan kaki.  Perlu diketahui bahwa setiap 1 inchi persegi dari kulit kita terdapat kurang lebih 20.000.000 bakteri yang setiap waktu yang dapat terus bertambah sesuai dengan tinggi rendahnya aktivitas yang kita lakukan. Hati-hati lho karena sewaktu-waktu bakteri tersebut akan dengan mudah masuk menginfeksi tubuh melalui luka di permukaan kulit kita. Jadi jika berwudhu minimal lima kali dalam 24 jam, berarti secara otomatis kita sudah menjaga kebersihan dan mengurangi akumulasi bakteri dan kuman di permukaan kulit kita. Wudhu dapat menghindarkan kita dari serangan penyakit kulit akibat rendahnya kebersihan kulit kita. Nah, mendukung hal tersebut Mokhtar Salem seorang penulis buku yang berjudul Prayers a Sport for The Body and Soul mengatakan bahwa aktivitas wudhu dapat menghindarkan kita dari kanker kulit yang disebabkan oleh menepel dan terserapnya bahan kimia di kulit. Berwudhu menyebabkan larutnya bahan-bahan kimia tersebut, sehingga tidak sampai diserap oleh kulit.
             Kedua, seorang professor yang berprofesi sebagai psikiater dan neurology (ahli ilmu syaraf) dari Austria bernama Prof. Leopold Werner von Ehrenfels yang kemudian masuk islam dan berganti nama menjadi Prof. Baron Omar Rolf Ehrenfels menemukan bahwa wudhu dapat merangsang pusat syaraf dalam tubuh manusia. Hal tersebut terjadi karena adanya keselarasan usapan air dengan titik-titik syaraf pada anggota wudhu.  Ketika berwudhu maka secara tidak langsung akan memantapkan konsetrasi pikiran, karena air wudhu akan mendinginkan ujung-ujung syaraf jari-jari tangan dan kaki. Saat berwudhu, kita membasuh seluruh panca indra kita, mulai dari kulit, mata, telinga, hidung dan lidah (rongga mulut). Dalam ilmu akupuntur, terdapat titik-titik sensitive sebagai reseptor terhadap rangsangan stimulus berupa sentuhan, gosokan, usapan, dan tekanan (massage) pada tubuh. Stimulus tersebut akan dihantarkan melalui meridian ke sel, jaringan, organ, dan system organ yang bersifat terapi. Saat berwudhu terdapat 493 titik sensitive yang kita sentuh, gosok dan massage, yakni 84 titik akupuntur pada wajah, 95 pada tangan, 64 pada kepala, 125 pada telinga dan 125 titik akupuntur pada kaki. Sehingga kita bisa menyebutkan bahwa guyuran air wudhu dapat dijadikan sebagai terapi akupuntur pada titik-titik syaraf anggota wudhu, hal tersebut dikarenakan system metabolism manusia terhubung dengan system syaraf yang ujungnya menyebar di seluruh permukaan kulit tubuh manusia.
            Adalah seorang peneliti bernama Muhammad Salim yang menganalisis hidung sekelompok orang yang tidak berwudhu, yang kemudian dibandingan dengan sekelompok orang yang berwudhu rutin lima kali dalam sehari dan mendirikan shalat. Muhammad Salim mengambil zat dalam hidung dan selaput lendirnya kemudian mengamati jenis kumannya. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sekelompok orang yang tidak berwudhu, lubang hidungnya memudar dan berminyak, serta berdebu, lengket dan berwarna gelap. Sedangkan orang-orang yang berwudhu rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih tidak berdebu. Subhanallah… luas biasa bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar